Selasa, 15 Maret 2011

Bagaimana Obat Bekerja

Pada saat kita mengonsumsi obat, ada beberapa proses yang dilalui obat sebelum memberikan efeknya. Pertama-tama obat akan diserap lalu didistribusikan ke seluruh tubuh. Sesampainya di target, bagian tubuh yang hendak diobati, senyawa obat akan bekerja.

Cara Kerja

Lalu bagaimana caranya obat bekerja dan memberikan efek yang sesuai di lokasi yang tepat. Cara paling umum obat bekerja di target dengan cara membentuk ikatan dengan reseptor sel. Interaksi antara obat dengan reseptor pada sel tubuh dapat mengubah kecepatan kegiatan fisiologis, namun tidak dapat menimbulkan fungsi fisiologis baru.

Obat dirancang untuk terikat dengan reseptor pada sel yang menjadi target-nya. Karena sifat yang unik dari setiap reseptor di sel-sel tubuh, maka kemungkinan ikatan antara senyawa obat dengan sel tubuh yang bukan menjadi target-nya relatif kecil. Setiap senyawa memiliki reseptor yang spesifik, dan bisa dianalogikan dengan hubungan antara kunci dan anak kunci (lock and key).

Setelah obat berikatan dengan reseptor-nya, ada dua kemungkinan efek yang ditimbulkan, efek agonis dan efek antagonis. Efek agonis terjadi apabila senyawa obat mengakibatkan efek regulasi di sel tempatnya berikatan. Obat agonis mengaktifkan reseptor untuk menghasilkan respon yang diharapkan.

Efek antagonis terjadi apabila senyawa obat menghalangi terjadinya ikatan antara reseptor sel dengan senyawa regulator-nya dan senyawa tersebut sendiri tidak menghasilkan efek regulasi. Obat antagonis pada dasarnya menghalangi terjadinya aktivasi pada reseptor.

Faktor Yang Mempengaruhi Efek Obat

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi efek obat di dalam tubuh. Faktor-faktor tersebut adalah :

  1. Faktor Kondisi Fisiologis : ditentukan oleh usia, berat badan, luas permukaan tubuh, atau kombinasi dari hal-hal ini.
  2. Faktor Kondisi Patologik : kondisi penyakit yang diderita oleh pasien dapat mempengaruhi kerja obat.
  3. Faktor Toleransi : menurunnya efek akibat pemberian yang berulang-ulang.
  4. Faktor Interaksi Obat : obat dapat meningkat atau menurun efeknya apabila berinteraksi dengan senyawa obat lain di dalam tubuh.
  5. Faktor Genetik : setiap orang memiliki struktur genetik yang berbeda yang memungkinkan terjadinya variasi respon terhadap obat.

Pengolahan dan Pembuangan Obat

Bagi tubuh manusia, secara umum, tubuh adalah senyawa asing. Dan senyawa asing biasanya memiliki efek merugikan, sehingga muncul pemahaman bahwa “obat adalah racun dalam dosis yang tidak merugikan”. Oleh sebab itu, setelah obat memberikan efek yang menguntungkan (efek terapi), obat harus diolah dan selanjutnya dibuang oleh tubuh.

Lalu bagaimana tubuh memproses dan membuang senyawa obat yang ada di dalam tubuh. Dalam ilmu farmakologi, proses-proses yang berhubungan dengan pemrosesan dan pembuangan senyawa obat disebut metabolisme dan ekskresi obat.

Metabolisme Obat

Pengertian metabolisme obat adalah modifikasi biokimia dari senyawa obat oleh makhluk hidup, seringkali melalui sistem-sistem enzimatik khusus. Metabolisme obat seringkali merubah senyawa kimia yang lipofil menjadi produk kimia yang lebih mudah dibuang. Laju proses metabolisme ini penting untuk menentukan durasi dan intensitas aksi obat di dalam tubuh. Organ yang paling penting dalam proses metabolisme obat adalah hati.

Ekskresi Obat

Proses ekskresi adalah proses yang sangat penting bagi semua makhluk hidup. Ekskresi adalah suatu proses di mana produk sisa metabolisme dan materi tidak berguna lainnya dikeluarkan dari suatu organisme. Setelah melalui proses metabolisme, obat termasuk ke dalam produk sisa dan berbahaya apabila terus menerus ada di dalam tubuh, oleh sebab itu harus dibuang melaluis sistem ekskresi.

Sumber: PADI FARMASI UNPAD

Tidak ada komentar: